Kata
Pengantar
Daging
adalah salah satu bahan pangan sumber protein hewani yang sangat
dibutuhkan
oleh manusia, karena zat-zat makanan yang dikandungnya
sangat
diperlukan untuk kehidupan manusia, terutama bagi anak-anak yang
sedang
tumbuh.
Kandungan
zat-zat makanan di dalam daging mudah sekali rusak oleh
lingkungan
sekitar, oleh karena itu diperlukan penanganan yang baik.
Penanganan
daging yang baik harus dimulai sejak ternak itu sebelum
dipotong,
pada saat pemotongan dan setelah pemotongan.
Modul
ini disusun berdasarkan penelusuran kepustakaan, sebagai bahan
ajaran
yang dapat digunakan oleh siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
Bidang
Keahlian Pertanian atau Sekolah Menengah lainnya.
Terimakasih
penulis sampaikan kepada Direktorat Pendidikan Menengah
dan
Kejuruan/ Diknas yang telah memberikan dana sehingga tersusunnya
modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
KOMODITAS DAGING SAPI
Daging
sapi diperoleh setelah melalui tahapan proses (pemotongan) yang dilaksanakan di
rumah-rumah potong baik pemerintah maupun swasta. Proses tersebut haruslah
dilaksanakan secara hygienis dan berdasarkan syariat Islam agar daging tersebut
aman dan halal untuk dikonsumsi.
Untuk
mengetahui kualitas daging yang baik, setiap produsen maupun konsumen harus
mengetahui parameter-parameter yang perlu diamati. Adapun kriteria daging yang
baik meliputi: warna daging, daging berwarna merah cerah (terang); warna lemak,
putih atau putih kekuningan; aroma daging, memiliki aroma khas daging;
kekenyalan, kenyal/elastis yang apabila ditekan dengan telunjuk akan kembali ke
bentuk semula; dan marbling, marbling adalah jaringan lemak yang terdapat
diantara serat-serat daging marbling berperan untuk meningkatkan keempukan dan
rasa daging.
Sementara
faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria tersebut adalah :
- Umur sapi, umur sapi yang tua cenderung memiliki warna daging yang lebih gelap, lemak berwarna kuning dan yang terpenting adalah serat daging yang lebih kasar sehingga akan menghasilkan daging yang lebih keras bila dibandingkan dengan sapi muda.
- Pakan rumput, sapi yang diberikan pakan rumput cenderung memiliki kandungan lemak yang tipis dan daging yang padat sehingga tampak sehat dan memiliki kandungan lemak yang rendah.
- Grain (biji-bijian), pemberian pakan berupa biji-bijian dengan kandungan nutrisi yang seimbang juga energi yang tinggi pada waktu yang telah ditentukan. Pemberian pakan yang seragam akan menghasilkan kriteria daging yang konsisten. Daging sapi yang berasal dari ternak dengan metode grain fed akan menghasilkan lemak putih dan tersebar diantara serat daging (marbling) sehingga daging menjadi lebih empuk dengan cita rasa yang baik.
- Penanganan, mulai dari proses pemotongan, boning (pemisahan tulang dan daging), penyimpanan, pengiriman hingga daging tersebut siap dihidangkan. Penanganan daging yang baik akan menghasilkan daging dengan mutu yang baik karena jika ada penyimpangan tidak tertutup kemungkinan akan merusak daging.
Penyebab utama terjadinya kerusakan
Ada 3 (tiga) jenis kontaminasi yang dapat mencemari daging yaitu :
- Kontaminasi fisik. Pencemaran yang terjadi diakibatkan adanya benda asing dalam makanan seperti, rambut, bagian-bagian mesin, debu, dan lain-lain. Hal tersebut dapat di cegah dengan kebersihan, sanitasi dan menggunakan perlengkapan kerja yang sesuai.
- Kontaminasi kimia. Pencemaran yang disebabkan oleh senyawa kimia seperti, cairan pembersih, insektisida, pestisida atau racun lain yang masuk dalam makanan. Pelaksanaan kebersihan dan sanitasi secara berkala akan mengurangi risiko dari pencemaran kimia.
- Pencemaran Mikrobiologi. Terjadi apabila mikroorganisme masuk ke dalam makanan, hal tersebut akan mengurangi masa penyimpanan produk dan dapat mengakibatkan risiko yang serius pada kesehatan konsumen (palanggan).
Dari ketiga jenis pencemaran di atas penyebab utama
terjadinya kerusakan/keracunan daging adalah mikroorganisme. Selain
mikroorganisme, beberapa senyawa kimia pun dapat menimbulkan bahaya.
Hewan seperti kambing, sapi, domba, ayam, burung dan hewan
liar merupakan sumber (pembawa) alami mikroorganisme termasuk bakteri patogen.
Bakteri tersebut berkelompok dalam saluran pencernaan dan akan menyebar dengan
cepat lewat kotoran. Selain itu, secara biologis daging merupakan tempat mikroorganisme
seperti bakteri, ragi dan jamur ditambah dengan kandungan nutrisi yang tinggi
sehingga mikroorganisme dapat bertahan bahkan berkembang.
Bakteri
membutuhkan air, nutrisi, suhu, waktu dan keasaman yang tepat untuk tumbuh dan
berkembang, ada dua kemungkinan yang menyebabkan daging tercemar:
- Kontaminasi dari luar, dimana daging tercemar oleh makanan atau apapun yang tercemar bakteri.
- Kontaminasi dari dalam, dimana bakteri pada daging itu sendiri yang tumbuh dan berkembang.
Suhu yang tepat serta waktu yang cukup sangat penting untuk
pertumbuhan bakteri. Sebagian besar bakteri tidak akan berkembang pada
temperatur dibawah 5oC dan beberapa di antaranya dapat bertahan pada suhu di
atas 74oC. Zona bahaya untuk bakteri dapat tumbuh adalah antara 5oC - 60oC
dengan suhu optimal untuk tumbuh dan berkembang adalah 20oC – 45oC. Pada suhu
optimal satu bakteri dalam daging akan berkembang sangat cepat, bakteri akan
membelah menjadi dua dalam 10 – 20 menit, menjadi 4000 dalam 4 jam dan 2 juta
bakteri dalam waktu 7 jam.
Ada
beberapa hal penting yang berguna untuk mencegah kerusakan dan pencemaran pada
daging yang dapat diterapkan baik untuk perorangan maupun di industri olahan
daging.
a.Karyawan
Pertahankan
tingkat kesehatan karyawan dengan pemeriksan secara berkala, jaga rambut dan
kuku agar tetap bersih.Biasakan mencuci tangan sebelum menangani daging dan
setelah dari toilet, menangani bahan mentah, menggunakan sapu tangan, menangani
sampah, menyentuh rambut atau wajah, merokok, mengganti popok bayi dan menangani
hewan. Untuk menjaga kondisi karyawan tetap hygiene maka:
- Jaga agar pakaian kerja tetap bersih.
- Gunakan penutup kepala dan atau sarung tangan.
- Jangan merokok di tempat proses.
- Jangan menggunakan perhiasan (kalung, gelang, cincin, jam tangan, dan lain-lain)
- Jaga peralatan kerja agar tetap bersih dan steril.
- Jangan bekerja (menangani daging) ketika sedang sakit.
b.Penanganan produk (daging),
- Operasikan gudang pendingin pada suhu kurang dari 4oC untuk daging dalam kondisi chilled (kondisi dimana suhu daging dibawah 4oC / tidak beku) dan suhu di bawah -15oC untuk daging beku (frozen). Pantau suhu secara berkala.
- Pisahkan antara daging mentah dan daging yang sudah di masak.
- Berikan label dan tanggal pada daging yang akan dibekukan, serta beri jarak produk satu dengan yang lainnya untuk mempercepat proses pembekuan.
- Lumerkan (thawing/defrosted) daging di ruang pendingin.
- Daging yang sudah lumer tidak boleh dibekukan kembali.
- Atur perputaran barang sesuai prinsip “FIFO” (First In First Out)
- Pembelian daging dari suplier harus disertai data kesehatan daging.
- Periksa suhu dan kualitas daging pada saat penerimaan.
- Jaga agar lantai/ruang penyimpanan ataupun ruang proses agar tetap bersih.
- Laksanakan program pengendalian hama (pest control) secara teratur/berkala.
Kerusakan pada daging sapi
Daging
mudah sekali mengalami kerusakan mikrobiologi karena kandungan gizi dan kadar
airnya yang tinggi, serta banyak mengandung vitamin dan mineral. Kerusakan pada
daging ditandai dengan perubahan bau dan timbulnya lendir. Biasanya kerusakan
ini. terjadi jika jumlah mikroba menjadi jutaan atau ratusan juta (106 – 108)
sel atau lebih per 1 cm2 luas permukaan daging. Kerusakan mikrobiologi pada
daging terutama disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk dengan tanda-tanda
sebagai berikut:
• Pembentukan lendir
• Perubahan warna
• Perubahan bau menjadi busuk karena
pemecahan protein dan terbentuknya senyawa-senyawa berbau busuk seperti amonia, H2S, dan
senyawa lain-lain.
• Perubahan rasa menjadi asam karena
pertumbuhan bakteri pembentuk asam.
• Ketengikan yang disebabkan pemecahan
atau oksidasi lemak daging.
Pada daging yang telah dikeringkan
sehingga nilai aw-nya rendah, misalnya daging asap atau dendeng, kerusakan
terutama disebabkan oleh pertumbuhan kapang pada permukaan. Pada daging yang
dikalengkan, kerusakan dapat di.sebabkan oleh bakteri pembentuk spora yang
kadang-kadang membentuk gas sehingga kaleng menjadi kembung.
Prinsip Pembekuan
Pembekuan
didasarkan pada dua prinsip yaitu 1).Suhu yang sangat rendah menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat aktivitas enzim dan reaksi kimiawi
dan 2). Pembentukan kristal es yang menurunkan ketersediaan air bebas di dalam
pangan sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Pada beberapa bahan
pangan, proses blansir perlu dilakukan sebelum pembekuan untuk menginaktifkan
enzim penyebab pencoklatan. Pada skala domestik, pangan yang akan dibekukan
diletakkan didalam freezer, dimana akan terjadi proses pindah panas yang
berlangsung secara konduksi (untuk pengeluaran panas dari produk). Proses ini
berlangsung selama beberapa jam, tergantung pada kondisi bahan pangan yang akan
dibekukan. Di industri pangan, telah dikembangkan metode pembekuan lainnya
untuk mempercepat proses pembekuan yang memungkinkan produk membeku dalam waktu
yang pendek. Pembekuan cepat akan menghasilkan kristal es berukuran kecil
sehingga akan meminimalkan kerusakan tekstur bahan yang dibekukan. Selain itu,
proses pembekuan cepat juga menyebabkan terjadinya kejutan dingin (freeze
shock) pada mikroorganisme dan tidak terjadi tahap adaptasi mikroorganisme dengan
perubahan suhu sehingga mengurangi resiko pertumbuhan mikroorganisme selama
proses pembekuan berlangsung.
Tiga metode pembekuan cepat tersebut adalah:
1)
Pembekuan dengan aliran udara dingin
(blast freezing): bahan pangan yang akan didinginkan diletakkan dalam freezer
yang dialiri udara dingin (suhu -40oC atau lebih rendah lagi);
2)
Pembekuan dengan alat pindah panas
tipe gesekan (scraped heat exchanger): produk (misalnya ice cream) dibekukan
dengan metode ini untuk mengurangi pembentukan kristal es berukuran besar.
Produk digesekkan pada permukaan pendingin dan kemudian segera dibawa menjauh.
Proses ini dilakukan secara berulang dan
3)
Pembekuan kriogenik (cryogenic
freezing) dimana nitrogen cair (atau karbon dioksida) disemprotkan langsung
pada bahan-bahan pangan berukuran kecil seperti udang atau strawberry. Karena
cairan nitrogen dan karbon dioksida mempunyai suhu beku yang sangat rendah
(berturut-turut -196oC dan -78oC) maka proses pembekuan akan berlangsung
spontan.
PENUTUP
Daging merupakan bahan pangan yang bergizi tinggi
dan berguna untuk kesehatan manusia, juga merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba. Kerusakan daging oleh mikroba mengakibatkan penurunan mutu
daging. Pengawetan daging adalah salah satu cara untuk memperpanjang masa simpannya
sampai sebelum dikonsumsi. Namun masyarakat dewasa ini takut bila mendengar
istilah pengawet atau bahan kimia karena dapat menimbulkan efek negatif bagi
tubuh. Oleh karena itu penggunaan pengawet terutama dari bahan kimia harus
memperhatikan jenis bahan kimia yang digunakan serta jumlah penggunaan yang
direkomendasikan dalam aplikasinya untuk daging dan olahannya agar tidak
menimbulkan efek negatif b
0 comments:
Posting Komentar