BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Minyak bumi memiliki pean penting dalam kehidupan kita.
Ia digunakan untuk bahan baka dan bahan baku industri kimia. Kendaraan bermotor
yang lalu lalang di jalan menggunakan bahan bakara hasil olahan minyak bumi.
Minyak bumi dan turunannya digunakan untuk membuat obay-obatna, pupuk,
pelengkapan makan, plastik, bahan bangunan, cat, pakaian, dan untuk pembangkit
listrik.
Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas lengkap segala sesuatu
yang bekaitan denagn minyak bumi.
2.
RUMUSAN MASALAH
1. Darimana minyak bumi berasal?
2. Apa saja komposisi minyak bumi?
3. Apa saja fraksi-fraksi pada minyak bumi?
4. Apa manfaat dari minyak bumi?
5. Apa saja dampak negaif dari minyak bumi?
6. Apa bahan alternatif pengganti minyak bumi?
3.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan kami adalah
sebagai berikut:
a.
Mengetahui dari mana minyak bumi berasal,
b.
Mengetahui komposisi minyak bumi,
c.
Mengetahui fraksi-fraksi pada minyak bumi,
d.
Mengetahui manfaat dari minyak bumi,
e.
Mengetahui dampak negaif dari minyak bumi, dan
f.
Mengetahui bahan alternatif pengganti minyak
bumi.
BAB II
ISI
A.
PENGERTIAN
MINYAK BUMI
Minyak Bumi
(bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum –
minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna
coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas
dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur minyak
di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan
setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur
sumber, dan berbagai macam studi lainnya.Setelah itu, minyak Bumi akan diproses
di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik
didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin
dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk
membuat plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi
berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia.
B. PERSEBARAN MINYAK BUMI DI INDONESIA
a.
Sejarah minyak bumi di indonesia
Menurut cerita lama, pada abad VIII orang-orang
Indonesia yang berdiam disekitar Selat Sumatra telah mengenal minyak bumi dan
memamfaatkannya sebagai alat pembakar dalam pertempuran di laut. Pada abad XVI,
armada laut Aceh dapat mengalahkan armada laut Portugis yang saat itu dipimpin
oleh Alfonso D' Albuquerque dengan menggunakan bola api yang dilemparkan dari
kapal-kapal perang Aceh. Pada waktu itu minyak yang digunakan adalah minyak
bumi yang merembes keluar ke permukaan bumi.
Pada zaman penjajahan
Belanda sejak tahun 1871 orang-orang Belanda telah berusaha untuk mendapatkan
minyak bumi dengan melakukan pemboran di daerah-daerah rembesan minyak bumi
untuk diolah menjadi minyak lampu. Pada tahun 1883, A.J.Zylker seorang penanam
tembakau Belanda berhasil melakukan pemboran minyak bumi yang pertama didekat
Pangkalan Brandan pada kedalaman 400 kaki. Pada waktu yang hampir sama telah
pula ditemukan minyak bumi di tempat lain di Indonesia, seperti di desa Ledok
Jawa Tengah, Di desa Minyak Hitam di daerah Muara Enim dan Riawa Kiwa dekat
Sangasana di Kalimantan Timur.
Penemuan minyak bumi di
Indonesia tentu mengakibatkan tumbuhnya banyak perusahaan minyak asing, dimana
pada akhir abad XIX lebih dari 18 perusahaan asing secara aktif mengusahakan
sumber-sumber minyak bumi di Indonesia. Karean usaha eksplorasi dan kekuatan
finansial, maka Royal Dutch Company ( yang mengambil alih konsesi Zylker) dapat
menyisihkan perusahaan-perusahaan yang ada pada waktu itu. Dalam tahun 1907,
Royal Dutch Company bergabung dengan Shell Transport and Trading Company dan
perusahaan yang beroperasi dari kelompok Royal Dutch Shell di Indonesia adalah
Batsaafche Petruleum Maatschappy ( BPM ), dan merupakan satu satunya perusahaan
yang beroperasi sampai tahun 1991. Pada tahun 1912, Standard Vacum Oil, suatu
anak perusahaan dari Standard Oil ( New Jersey ) dan Vacum Oil Company mulai
beroperasi di Indonesia. Untuk menghadapi saingan dari Standard Oil, maka pada
tahun 1930 oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan BPM dibentuk sebuah
perusahaan campuran yaitu, NV. Nederlandsche Indische Aardolie Maatshappy (
NIAM ). pada tahun 1931 caltex, sebuah anak perusahaan Standard Oil of
California and Texas Company mulai beroperasi di Indonesia. Kemudian pada tahun
1935 dibentuk perusahaan minyak bernama Nederlansche Nieuw Guinea Petroleum
Maatschappy ( NNGPM ) untuk mengeksploitasi bagian barat Irian Jaya, dengan
sahamnya dari Royal Dutch Shell. Stanvac dan Caltex. Kilang minyak yang ada
sebelum perang dunia ke II ada 6 buah yaitu di Plaju (BPM), sungai Gerong (
STANVAC), Balikpapan (BPM), Wonokromo (BPM) dan Pangkalan Brandan (BPM).
Dengan pecahnya perang
dunia ke II, karena serbuan bala tentara Jepang ke Indonesia, maka sebagian
besar instalasi-instalasi minyak hancur terutama di Pangkalan Brandan, karena
politik bumi hangus pemerintah Hindia Belanda. Dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, satu-satunya lapangan minyak yang dapat
dikuasai oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia adalah lapangan minyak bumi
disekitar Pangkalan Brandan dan daerah Aceh, bekas milik Shell-BPM , yang
selanjutnya merupakan Perusahaan Minyak Indonesia yang pertama dan diberi nama
Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia ( PTMNRI ). BPM berhasil
meneruskan produksi minyaknya di Tarakan pada tahun 1946 meneruskan produksinya
di Tarakan pada Tahun 1945, dan pada tahun 1946 meneruskan produksinya di
Kalimantan dan mengaktifkan kembali sebagian kilang minyaknya di Balikpapan.
Dalam bulan Oktober 1946 Kilang Plaju dan Sungai Gerong masing-masing
dikembalikan kepada BPM dan STANVAC untuk rekonstruksi. Di Jawa Tengah BPM
tidak berhasil kembali kelapangan Kawengan dan kilang minyak Cepu, karena
lapangan dan kilang telah dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang kemudian
menjadi perusahaan negara PERMIGAN.
Karena PTMNRI sesudah
selesainya perjuangan fisik di tahun 1950 belum nampak usaha-usaha
pembangunannya, maka pada bulan April 1954 PTMNRI diubah menjadi Tambang Minyak
Sumatra Utara (TMSU). Tindakan ini ternyata juga tidak ada mamfaatnya, sehingga
pada tanggal 10 Desember 1957 diubah menjadi PT PERMINA. setelah kira-kira tiga
setengah tahun, maka pada tanggal 1 Juli 1961 statusnya diubah menjadi
Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional (PN PERMINA).
http://kimiaringgostar.blogspot.com/2012/05/sejarah-minyak-bumi-di-indonesia.html
b.
Deerah Penghasil minyak bumi di Indonesia
Daerah
penambangan minyak bumi di Indonesia tersebar di berbagai wilayah, antara lain:
a. Sumatera bagian utara: Medan, Banda Aceh.
b. Sumatera bagian selatan: Jambi, Palembang, dan Riau.
c. Jawa Barat: Cirebon, Indramayu.
d. Jawa Tengah: Cepu.
e. Jawa Timur: Wonokromo.
f. Kalimantan: Barito, Kutai, dan Tarakan.
g. Papua.
a. Sumatera bagian utara: Medan, Banda Aceh.
b. Sumatera bagian selatan: Jambi, Palembang, dan Riau.
c. Jawa Barat: Cirebon, Indramayu.
d. Jawa Tengah: Cepu.
e. Jawa Timur: Wonokromo.
f. Kalimantan: Barito, Kutai, dan Tarakan.
g. Papua.
a.
Kilang Minyak di Indonesia
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas
industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa
langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi
industri petrokimia.
a.
Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan,
Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan
sudah ditutup sejak awal tahun 2007
b.
Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning,
Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu
barel/hari)
c.
Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera
Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
d.
Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas
348 ribu barel/hari)
e.
Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan,
Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari)
f.
Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa
Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
g.
Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya
Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
h.
Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas 5
ribu barel/hari)
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.
A. PEMBUATAN MINYAK BUMI
a.
Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas
dari bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang
membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak
bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan
minyak bumi.
a)
Teori Biogenesis (Organik)
Macquir
(Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat
bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia,
1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh
sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan
bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati
berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
b)
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866)
mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan
bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena.
Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat
adanya pengauh kerja uap pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih
ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak
bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan
besamaan dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir
bebeapa planet lain.
b.
Komponen minyak bumi
Minyak bumi hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa
minyak mentah atau crude oil. Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia
berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa
hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon
dalam minyak bumi dapat mencapai 50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran
unsur hydrogen dan unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang
(0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
1. Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus biasa disebut alkana atau normal
parafin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang
memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana
a)
Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
Senyawa hidrokarbon siklik merupakan snyawa hidrokarbon golongan
sikloalkana atau sikloparafin. Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul
sama dengan alkena., tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua dan membentuk
dtruktur cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut kadag-kadanag
bergabung membentuk suatu molekul yang terdii atas beberapa senyawa siklik.
b)
Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon
ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa
hidrokarbon bentuk siklik.
c)
Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk
siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat
dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang
telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah dapat dibedakan menjadi:
1. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
2. Minyak mentah berat (heavy
crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas
tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
c.
Proses Pembentukan Minyak Bumi
v
Teori Organis dan teori Anorganik
Teori proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini
ada dua teori besar yaitu teori an-organik dan teori organik. Teori an-organik
ini saat ini jarang dipakai dalam eksplorasi migas. Salah satu pengembang teori
an organik ini adalah para penganut creationist – atau penganut azas
penciptaan, itu tuh yang anti teori evolusi
. Teori an-organic ini sering juga dikenal abiotik, atau abiogenic.
Mungkin ngga ada yang menyangka sebelumnya bahwa secara
alami minyak bumi yang ada secara alami ini dibuat oleh alam ini bahan dasarnya
dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan
juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan biota
terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan (yang
lanjut dan bikin mumet itu) diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan
lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini
disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan
di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di
sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang
air laut. Tentusaja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil
pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung
banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya
mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk
ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan
mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan
terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak mungkin dimasak.
Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus.
Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan
lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan.
Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, akan
bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal ? (lihat penjelasan tentang
pematangan dibawah).
v
Reservoir (batuan Sarang)
Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentusaja
banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan
menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis
batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori
didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan
volkanik.
v
Proses migrasi dan pemerangkapan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang
termatangkan ini tentusaja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan,
minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat
fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun
kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih
kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides. Inget kan si jenius yang
menurut hikayat lari telanjang ? Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”.
Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini
akhirnya akan cenderung ber”migrasi” keatas.
Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang
menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering
disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
v
Proses pematangan batuan induk (Source rock)
Untuk sedikit lebih canggih dalam memahami proses pembentukan
migas, dongeng berikut ini menjelaskan hanya masalah pematangannya.Seperti
disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya
proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas
dan akhirnya menghasilkan minyak. Tentunya ada donk hubungan antara kedalaman
dengan pematangan ? Ya tentusaja.
Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu
ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak
sama tingkat kematangannya.Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien
geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal
tinggi.
Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada
suhu antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan
tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah
karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan
penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas!
Dibawah ini peta yang menunjukkan cekungan-cekungan penghasil
minyak bumi di Indonesia. Warna hijau menunjukkan cekungan yang telah
menghasilkan minyak dan gas lebih besar dari 5 Boe (Billion Oil Ekivalen) atau
diatas 5 Milyar barrel migas. Kemudian antara 1-5 Milyar, warna kuning
menghasilkan 1-1000 juta barrel, dan kurang dari 10 juta barrel migas.
Cekungan-cekungan
penghasil minyakbumi di Indonesia
Cekungan-cekungan sedimen di Indonesia itu tergambar
dalam gambar disebelah atas ini tidak sama satu dengan yang lain, hal ini
menunjukkan masih banyak yang belum diketemukan. Masih memerlukan teknologi,
tenaga dan pikiran serta keahlian untuk mencari dan menemukannya.
A. Proses Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan.
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh
ditampunga dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki
atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam
dan berbau tidak sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka
maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50.
Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimanaminyak
mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok dengan rentang titik didih
tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak
mentah pada suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana
akan tejadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik
didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara
itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali komponen dengan
titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen
yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian atas yang lebih
tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada
suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas proteleum. Melalui
kompresi dan pendinginan, ga sproteleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid
Proteleum Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon
dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas
baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak
mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi,
treating, dan blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa
berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran
tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk memisahkan
komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya, yang disebut
proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi
(kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih
setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah
dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom
diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam
kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi
yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak
pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum
bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah).
2. Cracking
Cracking adalah penguraian
(pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Terdapat dua cara proses cracking,
yaitu :
v
Cara panas (thermal cracking), adalah proses
cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
v
Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses
cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk
molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin
yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut :
v
Copper sweetening dan doctor treating
v
Acid treatment
v
Desulfurizing (desulfurisasi)
v
Blending
Bensin
merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di dunia. Untuk
memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran), terdapat
sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses
pengolahannya.
A. KLASIFIKASI MINYAK BUMI
Karena setiap lapangan minyak
menghasilkan minyak mentah yang berbeda, maka perlu adanya suatu klasifikasi
untuk menentukan golongan-golongan minyak mentah sehingga dapat diperoleh satu
gambaran mengenai produk-prodk yang sekiranya dapat dihasilkan dari setiap
golongan minyak mentah
Berdasarkan
Grafitas API (Berat Jenis)
Merupakan klasifikasi yang paling sederhana.Jika gravitas API minyak
mentah tinggi atau berat jenis mentah rendah, maka ada kecenderungan bahwa
minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan dalam jumlah yang sangat besar. Minyak mentah dengan gravitas 35o API biasanya
lebih berharga daripada minyak mentah dengan gravitas 30oAPI.
Berdasarkan gravitas API atau berat jenis,minyak mentah dibagi ke
dalam lima jenis menyak mentah yaitu:
1) Minyak mentah ringan
2) Minyak mentah ringan sedang
3) Minyak mentah berat sedang
4) Minyak mentah berat
5) Minyak mentah sangat berat
Berdasarkan
Kandungan Malam dan Aspal
Pada permulaan perkembangan industry minyak bumi ternyata bahwa minyak
mentahdari Pennsylvania mengandung malam paraffin dan tidak mengandung minyak
aspal Minyak mentah dari California mengandng aspal dan tidak mengandung malam
parafin Minyak mentah dari Mid continent mengandung
baik malam parafin maupun aspal.
Sehingga berdasarkan kandungan malam paraffin dan aspal minyak mentah
dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu:
1) Minyak mentah dasar parafin
2) Minyak mentah dasar aspal (naften)
3) Minyak mentah dasar campuran atau tengahan
Sebagian besar minyak mentah, sekitar 90%
termasuk dalam golongan minyak mentah dasar campuran, sedang 10% lainnya
termasuk dalam golongan minyak mentah dasar parafin dan aspal. Dengan semakin banyak ditemukannya lapangan minyak baru, ternyata ada
beberapa minyak bumi yang kaya akan senyawa aromat, sehingga timbul golongan
dasar minyak mentah yang baru yaitu golongan dasar aromat.Minyak mentah juga
diberi nama lapangan atau daerah dimana minyak mentah itu ditemukan,misalnya
minyak mentah Minas, minyak mentahDuri, minyak mentah Ranau, minyak mentah
Lirik,minyak mentah Sumatera Selatan, minyakmentah Kawengan, minyak mentah
Ledok,minyak mentah Tanjung dan lainnya.
Berdasarkan
Komposisi Kimia
Klasifikasi
ini diajukan oleh Sanchen, yang mempunyai daerah antara 250°C -300°C, seperti
terlihat pada tabel.
Kesulitan dalam klasifikasi ini adalah bahwa fraksi yang mendidih di
atas 200oC,molekul-molukulnya jarang terdapat dalam keadaan murni tetapi dalam
gabungan.
Menurut US
BUREAU Of MINES
Merupakan klasifikasi yang banyak digunakan saat ini.Sebagai dasar
klasifikasi digunakan gravitas API fraksi kunci nomer 1 dan 2, yang diperoleh
dengan alat distilasi Hample Standar.Fraksi kunci nomer 1 adalah fraksi minyak
bumi yang mendidih pada suhu antara 482-527oF atau antara 250-275oC pada tekana
1 atm527 F Fraksi kunci nomer 2 mendidih pada suhu antara 527-572oF atau
275-300oC pada tekanan 40 mmHg.Fraksi kunci nomer 1 termasuk dalam fraksi
kerosin,sedang fraksi kunci nomer 2 termasuk dalam fraksi minyak pelumas
Terdapat sembilan kemngkinan golongan dasar minyak mentah
Meskipun secara teoritis ada sembilan golongan dasar minyak
mentah,tetapi dalam praktek hanya ada tujuh golongan dasar minya mentah saja yang
dikenal.Dua golongan dasar minyak mentah yang belum pernah dijumpai sampai sekarang
adalah 3 dan 7
Menurut
Distribusi Atom Karbon
Diajukan oleh Van Nes dan Van Westen yang didasarkan atas distribusi
karbon parafinik,naftenik, dan aromatik dalam minyak mentah.Digunakan diagram segitiga
dengan ketiga titik sudutnya masing-masing
menunjukkan seratus persen karbon parafin
CP, seratus persen karbon aromat CA,
seratus persen karbon naftenik CN.
TB semula didefinisikan sebagai titik didih rerata molal, kemudian
berubah menjadi titik didik rerata kubik, dan akhirnya menjadi titik didih
rerata tengahan dalam oR, dan S adalah berat jenis pada 60oF/60oF.
Klasifikasi
ini juga berlaku untuk fraksi minyak bumi lurus (straight runfractions).
Adapun golongannnya:
1) Minyak mentah dasar parafin : K > 12,1
2) Minyak mentah dasar tengahan : K = 11,5 – 12,1
3) Minyak mentah dasar naften : K = 10,5 – 11,45
4) Minyak mentah dasar aromat: K <10,5
Berdasarkan
Indeks Korelasi
Dikembankan oleh HM Smith dari US Bureau of Mines
Juga berlaku untuk fraksi minyak bumi Indeks diperoleh dengan cara
menlukiskan kebalikan titik didih rerata volumetik suatu fraksi terhadap berat
jenis pada 60oF/60oF di dalam suatu diagram referensi dimana di dalam diagram itu
terdapat garis-garis untuk setiap jenis hidrokarbon. Untuk senyawa HC parafin
normal garis ini diberi angka nol, sedangkan untuk benzen diberi angka 100.
Klasifikasi
Lainnya
Klasifikasi berdarsarkan kandungan belerang Digolongkan
menjadi:
1) Minyak mentah dengankandngan rendah (< 0,1%)
2) Minyak mentah dengan kandngan sedang (0,1-1%)
3) Minyak mentah dengan kandngan tinggi (> 1%)
Selain itu dapat digoongakn dalam minyak mentah masam(sour
crude) dan minyak mentah manis (sweet crude) tidak didasarkan kandungan
belerang, tetapi kandungan hydrogen sulfid. Batas kandngan hidrogen sulfid
adalah 0,05ft3/100 galon minyak mentah
A.
FRAKSI MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek
didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan
titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek
didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai
hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka
dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana
sebagai berikut:
A.
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan
MANFAATNYA
Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat
yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan
minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi
tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek
lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah beberapa produk
hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG
(Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum
gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari
berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan
dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi
propana dan butana . Elpiji juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan
berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam
bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk
cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya
ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji
tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara
volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung
komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair,
dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur;
sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni
pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana
murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi
tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi
masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas
Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji
campuran.
Sifat
elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
Gas tidak beracun, tidak berwarna dan
biasanya berbau menyengat
Gas dikirimkan sebagai cairan yang
bertekanan di dalam tangki atau silinder.
Cairan dapat menguap jika dilepas dan
menyebar dengan cepat.
Gas ini lebih berat dibanding udara
sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
Penggunaan
elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah
sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan
bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih
dahulu).
Bahaya
elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah
terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api
dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila
demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas.
Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk
hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran
tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga
kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi
lebih besar.
Sumber:
"http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji"
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa
digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah),
Biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau
paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia
diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C
(rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan
dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar
mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk
dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan
bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari
minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau,
hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene
dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade
bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak
terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung
ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang
mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan
lain
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi
serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai
campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel,
biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor.
Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk
lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumi
yang terdiri dari :
Parafin ,
digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri
tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
Aspal ,
digunakan sebagai pengeras jalan raya
B.
DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan
pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air
dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi
fosil terhadap manusia dan lingkungan:
a. DAMPAK TERHADAP CUACA DAN IKLIM
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan
pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi
bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan
alami dan aktivitas manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan
pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi
bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan
alami dan aktivitas manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah
atau daerah berbeda-beda. Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan
bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.
Dampak pencemaran udara dapat berskala
mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran
udara berdampak pada kesehatan manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas
karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika
orang tersebut terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak
pencemaran udara berskala makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala
regional, sedangkan dalam skala global adalah efek rumah kaca dan penipisan
lapisan ozon.
Karbon
dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti
batubara, minyak, dan gas alam telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia terhadap energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga,
industri, dan pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon
dioksida dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah
karbon dioksida yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan. Apakah
dampak peningkatan CO2 terhadap lingkungan?
Karbon
monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas
yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada
di kota besar sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor
yang gas-gas pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia
lebih cepat berikatan dengan hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara
terdapat karbon monoksida, oksigen akan kalah cepat berikatan dengan
hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi
oksigen dalam jaringan tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan
karbon monoksida sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering
ditemukan mengandung karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat
menyebabkan seseorang menderita sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon
monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme tubuh
organisme. Oleh karena itu, ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi
sebaiknya pintu garasi dibuka agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di
dalam ruangan dan terhirup.
Sulfur
dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara
ketika terjadi pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam.
Konsentrasi SO2 yang masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan
tetapi, di daerah yang dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa
tersebut menjadi lebih tinggi, yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di
atmosfer dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, terutama
menyebabkan penyakit bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), dan gagal
jantung. Partikel-partikel ini biasanya sulit dibersihkan bila sudah mencapai
alveoli sehingga menyebabkan iritasi dan mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di
sekitar daerah pencairan tembaga dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi
hingga mencapai jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur
dioksida dari udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di
udara seringkali menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen
oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting
di dalam penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas
buangan kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga
sering menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan
tersebut dapat merusak tumbuhan.
Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran
mesin kendaraan serta pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama
adalah sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan
tersebut bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan
hujan dan salju. Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk
sulfur trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan
uap air membentuk asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini
menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau
salju asam. Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian,
dan perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang
terbuat dari logam, misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya
berbagai bangunan. Selain itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah,
sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air, serta
kesehatan manusia.
Efek rumah
kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala
peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2
(karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena
diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat
dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh
tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat
keluar dari rumah kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang
dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari
matahari ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi
panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan
oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas
yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah.
Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas
(disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer
adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat
menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut
dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan
bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya
gunung es di kutub utara dan selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya
permukaan air laut, sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut
akan tenggelam, sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah
kaca menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C
sampai 4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai
tempat dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan,
perikanan, dan kehidupan manusia.
Penipisan
lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang
menyelimuti bumi pada ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada
lapisan atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan
99% radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang
berasal dari produk aerosol (gas penyemprot), mesin pendingin dan proses
pembuatan plastik atau karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan
berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya
molekul ozon sehingga terjadi kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan
ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat
telah membentuk lubang seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini
akan mengurangi fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang
sampai ke bumi akan menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut
antara lain gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman
budidaya pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek
dari bermacammacam bentuk radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung
sinar ultraviolet dan gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari,
radiasi dapat juga berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan
mineral-mineral radioaktif dalam batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat
aktivitas manusia akan menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji
coba bom nuklir dan penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang
elektromagnetik dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi tersebut
dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat
genetik dan sel tubuh. Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya
perubahan gen pada AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel
tubuh) adalah seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal,
cacat mental, dan gangguan fisik lainnya serta leukemia.
a. Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara
penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya
tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke
laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada
dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air
oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara
sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang
bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan
udara sehingga kadar oksigen berkurang.
b. Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap
tanahdapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah yang
berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open
Pit MiniJika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam
tulang. Ketika orang mengalami stres, pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk
ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang,
penimbunan pebe bisa berbahaya.
A.
BENSIN
Bensin adalah salah satu jenis bahan
bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermoto roda dua, tiga, atau
empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu premium, petamax, dan peamax
plus. Ketiganya mempunyai mutu atau peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan
bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan
dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya,
dan semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang
baik dari bahan baka, yaiu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada
pada posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi
efisiensi bahan bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan
dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Kedua
senyawa ini adalah dua diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin.
Isooktana menghasilkan ketukan palin sedikit dan dibei nilai oktan 100.
sedangkan n-heptana menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu
bahan bakar itu setara denagn campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium
mempunyai nilai oktan 88. sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin dapat juga
ditingkatkan dengan cara menambah zat aditif antiketukan, seperti TEL, MTBE,
dan etanol.
1.
Tetraethyl lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih
digunakan di negara kita adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah
hitam) yang rurmus kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat
menjadi gas, pada bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu
etilen bromide (C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin
dapat menaikkan nilai oktan sebesar 15 poin.
2. Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa
MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL
karena tidak mengandung logam timbel.
3.
Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat
aditif yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul
dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam timbel dan
lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil
mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu. Pengambilan minyak bumi
dilakukan di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik didihnya.
Minyak bumi memiliki peranan penting bagu kehidupan, baik sebagai sumber energi
maupun sebagai bahan baku industri petrokimia.
B. Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam
yang tidak dapat dipebarui. Kini keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena
itu, penggunaannya harus dihemat. Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga
memiliki efek samping. Seprti gas buangan dari mesin yang mengunakan bahan
olahan minyak bumi. Asap tersebut merupakan indikasi pencemaran udara dan
memperburuk kondisi dunia yang mengalami global warming.
DAFTAR PUSTAKA
Saturday, September 22, 2012
10:00:01 PM
0 comments:
Posting Komentar